Jumat, 22 April 2022

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN.

RANGKUMAN MATERI:



Assalamualaikum wr.wb

Perkenalkan, nama saya Riza Asfa. Saya guru SMAN 2 Kec. Harau Kab. Lima Puluh kota-Sumatera Barat. Saya Calon Guru Penggerak Angakatan 4 tahun 2021-2022. Saya mengucapkan terima kasih kepada Fasilitator saya, Bapak Baheramsyah, S.Pd, M.M yang selalu membimbing, mengarahkan dan memberikan support kepada saya. Kepada Pengajar Praktik saya Bu Dra. Dewi Putri yang selalu tanpa lelah memberikan bimbingan dan motivasi dalam pendidikan calon guru penggerak ini. 

Sebagaimana kita ketahui bersama Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara terdiri atas tiga semboyan yakni : ing ngarso sung tulado, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani .Yang pertama ingarso Sung tulodo yang berarti bahwa di depan dapat memberikan teladan yang baik bagi murid-muridnya, rekan sejawat maupun warga sekolah lainnya. Oleh karena itu dalam mengambil suatu keputusan sebagai  pemimpin pembelajaran yaitu guru harus terlebih dahulu menganalisis dan mempertimbangkan matang-matang karena segala keputusan yang diambil akan menjadi contoh bagi murid – murid, rekan sejawat dan warga sekolah lainnya.Yang kedua ing Madyo Mangun Karso yang artinya ditengah dapat membangun karsa atau kemampuan atau semangat. Oleh karena itu guru harus mampu mengambil keputusan-keputusan yang berpihak kepada murid dan dapat membangkitkan Karsa semangat dan kemampuan murid-muridnya. Yang ketiga  Tut Wuri Handayani yang berarti di belakang dapat memberikan dorongan kinerja pada murid agar dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Hal ini berarti bahwa guru harus mampu mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan kegiatan sekolah yang dapat mendorong potensi murid agar dapat berkembang sesuai dengan minat, profil dan kesiapan belajarnya. Pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kemandirian dan  kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.

Setiap guru semestinya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar. Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik. Ada tiga prinsip pengambilan keputusan  yaitu :

1.  Rule-based Thinking atau pemikiran berbasis peraturan.

Rule-based Thinking biasanya diambil oleh orang-orang yang mengedepankan intuisi, kejujuran, aturan atau suatu prinsip yang mendalam.

2.  End-based Thingking atau pemikiran berbasis hasil akhir

End-based Thingking biasanya diambil oleh orang-orang yang mengutamakan nilai-nilai agama, penghargaan akan kehidupan, masa depan dan kepentingan orang banyak

3. Care-based Thingking atau pemikiran berbasis rasa Peduli.  .

Care-based Thingking biasa diambil oleh orang-orang yang mengutamakan rasa kasih sayang, cinta, toleransi, kesetiaan dan  empati.

Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah manifestasi dari pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.

Coaching adalah keterampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apaila dikombinasikan dengan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil. Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah sangat membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nnilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.

TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan jiwa merdeka belajar. Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching, yaitu untuk menggali potensi murid agar menjadi lebih merdeka mengeluarkan ide kreatifnya dalam penyelesaian masalah sendiriTIRTA adalah satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini. TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will.

Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini,

Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,

Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.

Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.TIRTA akronim dari :

: Tujuan

: Identifikasi

: Rencana aksi

TA: Tanggung jawab

Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan. Seorang guru penggerak diharapkan mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat potensi murid Anda. Bagaimana cara seorang guru menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang ada? Jawabannya adalah keterampilan coaching

Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah.

Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kaca mata dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Sebuah pengambilan keputusan yang baik dan tepat tentunya harus dilakukan secara bertahap dan menganalisis terlebih dahulu berbagai aspek. Pertama yang harus dipertimbangkan adalah empat paradigma Dilema etika. Kita harus melihat terlebih dahulu paradigma dilema etika apa yang sedang terjadi? Apakah paradigma Dilema etika individu melawan masyarakat, rasa keadilan melawan rasa kasihan, kebenaran melawan kesetiaan, atau jangka pendek melawan jangka Panjang. Kita juga harus melihat misi pengambilan keputusan yang paling tepat. Apakah Rule-based Thingking, Apakah End-based Thingking dan apakah Care-based Thingking. Selanjutnya keputusan tersebut haruslah diambil dengan menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Muncul sebuah pertanyaan apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan saya yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan saya? Pertanyaan yang sulit dan jawaban saya yaitu iya, kesulitan muncul karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Diantaranya adalah sistem yang kadang jika memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Yang kedua tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan Bersama. Yang ketiga keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? 

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan menjadi ibarat pisau yang disatu sisi apabila digunakan dengan baik akan membawa kesuksesan dalam kehidupan murid di masa yang akan dating. Demikian sebaliknya apabila kebutuhan tersebut tidak diambil dengan bijaksana maka bisa jadi berdampak sangat buruk bagi masa depan murid-murid. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

Kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya adalah :

Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.

Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

Demikian koneksi antar materi modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, semoga bermanfaat. Terima Kasih.

 

Selasa, 19 April 2022

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.1


 Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?

 Cara saya nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal saya adalah:

Cara pertama: 

Saya akan menerapkan di lingkungan sekolah saya terlebih dahulu dengan cara memulai dari diri sendiri menerapkan ilmu-ilmu yang saya dapatkan dalam pendidikan guru penggerak, seperti menerapkan budaya positif, bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran berdiferensial, Pembelajaran sosial dan emosional dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Cara Kedua:

Mensosialisasikan dan mendiskusikan  materi-materi program guru penggerak yang telah   didapatkan melalui komunitas praktisi SMAN 2 Kec.Harau  yang sudah dibentuk dan juga ke semua warga sekolah terutama guru melalui rapat dewan guru SMAN 2 Kec.harau. Setelah disosialisasikan , berusaha untuk mengajak menerapkan materi tersebut.

Cara Ketiga:

Mensosialisasikan materi-materi program guru penggerak melalui tulisan- tulisan di blog atau youtube dan media sosial lainnya.

Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah dalam rangka mewujudkan merdeka belajar dengan pembelajaran yang berpihak kepada murid, tentunya suatu waktu kita akan dihadapkan pada situasi dilema untuk mengambil sebuah keputusan yang terbaik dan menguntungkan semua pihak. Adapun langkah-langkah awal yang akan saya lakukan yaitu:

² Memastikan bahwa dalam mengambil sebuah keputusan sudah sesuai dan sejalan dengan visi dan misi yang telah kita susun dan sepakati bersama.

² Melakukan analisa terhadap situasi atau kasus yang saya hadapi disesuaikan dengan paradigma pengambilan keputusan yaitu apakah paradigma individu lawan masyarakat, keadilan lawan kasihan, kebenaran kawan kesetiaan dan jangka panjang lawan jangka pendek.

² Memilih salah satu atau mungkin ketiganya dari tiga prinsip pengambilan keputusan yang ada yaitu apakah berpikir berbasis hasil akhir, berbasis peraturan atau berpikir berbasis rasa peduli.

² Melakukan 9 langkah pengambilan  yaitu:

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4. Pengujian benar atau salah

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

6. Melakukan Prinsip Resolusi

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

KApan saya akan mu;ai menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan tidak bisa dipastikan apakah hari ini , atau besok  atau mingu depan atau hari apa. Langkah-langkah pengambilan keputusan itu saya terapkan ketika saya dihadapkan pada situasi dilema etika yang memerlukan pengambilan keputusan terbaik yang menguntungkan semua pihak. Jika hari ini saya mengalami dilema etika maka saya akan menerapkan lanagkah-langkah tersebut. Jika besok saya mengalami dilema etika maka besok saya akn menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan tersebut. Begitu seterusnya.  Harapan saya ketika saya mengalamidihadapkan pada situasi dilema etika saya dapat melakukakan pengambilan keputusan dengan memperhatikan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Dalam pengambilan sebuah keputusan tidak bisa dilakukan hanya oleh kita sendiri saja. Butuh masukan-masukan dari berbagai pihak. Dari rekan-rekan yang bisa diajak diskusi dan berbagi sehingga kita bisa mengetahui keputusan yang kita ambil ini tepat atau efektif atau belum. Menurut saya orang-orang yang bisa saya jadikan teman diskusi untuk menentukan apakah langkah-langkah yang saya telah ambil tepat dan efektif adalah  pengajar praktik saya, rekan CGP yang satu sekolah dengan saya, rekan CGP yang dekat dengan sekolah saya, rekan sejawat dalam komunitas praktis yang mempunyai visi yang sama dengan saya,  kepala sekolah , siswa, orang tua murid, komite bahkan juga bisa pengawas sekolah.

Senin, 18 April 2022

Refleksi Terbimbing Modul 3.1 -Pengambilan Terbimbing

Pemahaman saya terkait materi modul 3.1 dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ini ibarat buah itu baru sekedar kulitnya, belum sampai daging buah itu sendiri. Karena  materi ini benar-benar baru buat saya dan sangat bermanfaat buat saya. Baru sekedar tahu konsep-konsep dari pengambilan keputusan, belum begitu paham isi dari materi tersebut secara utuh. Yang menarik  dan baru bagi saya dari materi ini adalah bagaimana dan dasar apa yang harus diperhitungkan dalam pengambilan sebuah keputusan melalui 9 langkah itu. Biasanya saya hanya mengambil keputusan menimbang-nimbang saja tanpa ada langkah-langkah baku yang harus dilakukan. Sehingga memberikan dampak  kepada saya yaitu mulai paham apa yang harus saya lakukan sebelum mengambil sebuah keputusan dan pertimbangan-pertimbangan apa saja yang perlu dipertimbangkan sebagai dasar pengambilan keputusan.  Setelah mempelajarinya saya mulai paham apa yang saya lakukan dulu kurang tepat, keputusan perlu diambil dalam kesadaran penuh bukan atas dasar emosi. Dalam pengambilan keputusan juga perlu mempertimbangkan berbagai hal yang akan membantu pemecahan masalah. Keputusan yang dibuat diharapkan mampu diterima menguntungkan  kedua belah pihak nantinya. Menurut saya sanagt penting mempelajari dan diketahui materi ini buat rekan-rekan guru di sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam hubungan dengan individu lain pastinya  selalu dihadapkan dengan berbagai konflik yang mengharuskan kita untuk mengambil sebuah keputusan yang cermat dan tepat. Akhirnya yang bisa saya lakukan untuk membuat perbedaan setelah mempelajari modul ini adalah mencoba menerapkan konsep-konsep pengambilan keputusan tersebut dalam keseharian. Menganalisa keputusan yang akan diambil dengan mencoba menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Berbagi dengan rekan sejawat tentang konsep-konsep pengambilan keputusan sehingga dapat membantu rekan-rekan ketika mengalami situasi yang dilematis. 




Berbagi praktik baik di SDN 03 Simpang kapuak-Lima Puluh Kota

Jumat, 27 Oktober 2023  Luar biasa semangat guru -guru hebat SDN 03 Simpang Kapuak dalam mengikuti pelatihan pembelajarna berbasis IT. Kami ...